Usia Boleh Bertambah, Semangat Mengajar Tak Pernah Melemah

 

Refleksi Hari ini

Usia Boleh Bertambah, Semangat Mengajar Tak Pernah Melemah

Setiap tahun, angka usia terus bertambah. Rambut  memutih, gigi satu persatu tanggal, dan tenaga tidak sekuat dulu, tetapi ada sesuatu yang tetap hidup di dalam diri seorang guru: semangat mendidik.

Di tengah perubahan zaman, hadirnya teknologi, dan lahirnya generasi baru, banyak yang bertanya: apakah guru yang sudah lama mengabdi masih relevan? Justru di situlah letak istimewanya. Pengalaman panjang, kebijaksanaan, dan keteladanan adalah api yang terus menyala, menjadi penerang bagi murid maupun rekan sejawat.

Di tengah gempuran perubahan zaman, teknologi digital, dan metode pembelajaran baru, kadang muncul pertanyaan: “Apakah guru yang sudah lama mengabdi masih dibutuhkan?”

Jawabannya: ya, bahkan lebih dari sebelumnya.

Pengalaman panjang seorang guru senior adalah harta berharga yang tidak tergantikan. Dari puluhan tahun mendampingi murid dengan segala karakternya, lahirlah kebijaksanaan yang tidak bisa diperoleh hanya dari teori. Guru senior tahu bahwa setiap anak unik, setiap masalah punya jalan keluar, dan setiap kesulitan bisa menjadi peluang belajar.

Guru senior juga menjadi penopang bagi rekan-rekan muda. Di saat semangat mereka menyala-nyala, hadir sosok senior yang menyeimbangkan dengan ketenangan dan keteladanan. Murid pun melihat bahwa mengajar bukan sekadar rutinitas, melainkan panggilan jiwa yang bisa dijalani seumur hidup dengan hati yang penuh cinta.

“Education is not the filling of a pail, but the lighting of a fire.” – William Butler Yeats
(Pendidikan bukanlah mengisi ember, tetapi menyalakan api.)

“A good teacher can inspire hope, ignite the imagination, and instill a love of learning.” – Brad Henry
(Guru yang baik mampu menginspirasi harapan, menyalakan imajinasi, dan menanamkan cinta belajar.)

“Ing ngarsa sung tulada, ing madya mangun karsa, tut wuri handayani.” – Ki Hajar Dewantara
(Di depan memberi teladan, di tengah membangun semangat, di belakang memberi dorongan.)

Maka, di ruang kelas maupun di luar kelas, guru seusia saya tetaplah dibutuhkan: sebagai pengajar, penggerak, sekaligus penjaga nilai-nilai kemanusiaan dalam pendidikan.

Karena sesungguhnya, usia mungkin bertambah, tetapi hati yang tulus mendidik tidak pernah menua.

 

 

Penutup

Menjadi guru adalah perjalanan seumur hidup. Ada masa kita berlari kencang dengan semangat muda, ada masa kita berjalan tenang dengan penuh kebijaksanaan. Namun, setiap langkah tetap bermakna.

Semoga kehadiran guru-guru senior di sekolah tidak hanya dipandang sebagai beban karena usianya , melainkan dari nilai yang dibawanya: keteladanan, pengalaman, dan cinta tulus untuk mendidik generasi.

Karena pada akhirnya, pendidikan tidak hanya membentuk masa depan murid, tetapi juga menjadi warisan abadi seorang guru. 🌿✨

 

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Bahaya Judi Online di Kalangan Remaja

Bijak Menggunakan Internet dan Media Sosial

Cara dan Teknik Belajar yang Efektif